Berita dan Informasi Teknologi Terbaru berbagi informasi tentang "Ini Teknik Membuat Hujan Ala BPPT". Informasi tersebut dikumpulkan dari sumber yang disebutkan di bawah artikel. Info tentang "Ini Teknik Membuat Hujan Ala BPPT" layak Anda baca baik sebagai infomasi maupun penambah pengetahuan Anda.
Ini Teknik Membuat Hujan Ala BPPT
VIVAnews - Teknologi Modifikasi Cuaca yang dimiliki UPT Hujan Buatan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi memiliki kemampuan mengondisikan hujan, baik itu mengurangi maupun menambah curah hujan.
TMC dilakukan dengan meniru proses yang terjadi di dalam awan. Sejumlah partikel higroskopik (garam halus) yang dibawa dengan pesawat akan disemai ke dalam awan agar proses pengumpulan butiran tetes air di dalam awan segera dimulai.
Untuk metode penambah curah hujan (rain enhancement) diperlukan bahan sistem powder atau garam yang sudah dihaluskan dan sistem flare atau garam yang dipadatkan dan dikemas di dalam tabung.
Menurut F Heru Widodo, Kepala Unit Pelaksana Teknis Hujan Buatan BPPT, sebelum dilakukan penyemaian garam di awan, BPPT melakukan pemantauan potensi-potensi awan hujan yang akan disemai garam.
"Setelah potensi awan didapatkan, maka dilanjutkan dengan penyemaian dengan bantuan flight scientist yang mengarahkan pesawat ke awan-awan yang potensial," kata Heru kepada VIVAnews, 27 Juni 2013.
Dia menjelaskan, satu kali penerbangan (shorty) pesawat jenis Hercules mampu membawa 4 ton garam, sedangkan untuk pesawat jenis Casa membawa 1,2 ton garam.
"Biasanya, setelah garam disemai ke awan potensial, dalam beberapa jam, hujan akan turun. Dengan TMC ini, daerah yang telah dilakukan penyemaian akan meningkat curah hujannya," ujar Heru.
Sistem Flare
Sedangkan, untuk sistem flare, BPPT menggunakan selongsong yang dioperasikan dengan cara dibakar dan disemburkan ke atmosfer. Partikel garam yang beterbangan dalam bentuk asap diharapkan dapat masuk ke dalam awan.
"Sistem flare dapat dilakukan dengan cara dibakar di pesawat atau dibakar di daratan menggunakan menara Ground Based Generator (GBG)," jelas Heru.
Untuk kasus di Riau, Heru menjelaskan, setelah hujan berhasil turun, maka akan mempengaruhi dinamika cuaca. Misalnya, hujan yang turun di daerah Bengkalis tidak hanya di daerah itu, tapi akan mempengaruhi hujan-hujan di daerah Riau lainnya.
"Pada awalnya, kabut asap sangat pekat dan menyebabkan sinar matahari tidak masuk ke dalam Bumi. Akhirnya, kami geser kabut asap itu agar sinar matahari masuk ke Bumi untuk menciptakan awan-awan baru," kata Heru.
"Awan baru itu yang kita optimalkan dengan disemai garam sebanyak tiga kali sehari. Hasilnya, dalam beberapa hari hujan turun menjadi lebih deras," tambahnya. (umi)
TMC dilakukan dengan meniru proses yang terjadi di dalam awan. Sejumlah partikel higroskopik (garam halus) yang dibawa dengan pesawat akan disemai ke dalam awan agar proses pengumpulan butiran tetes air di dalam awan segera dimulai.
Untuk metode penambah curah hujan (rain enhancement) diperlukan bahan sistem powder atau garam yang sudah dihaluskan dan sistem flare atau garam yang dipadatkan dan dikemas di dalam tabung.
Menurut F Heru Widodo, Kepala Unit Pelaksana Teknis Hujan Buatan BPPT, sebelum dilakukan penyemaian garam di awan, BPPT melakukan pemantauan potensi-potensi awan hujan yang akan disemai garam.
"Setelah potensi awan didapatkan, maka dilanjutkan dengan penyemaian dengan bantuan flight scientist yang mengarahkan pesawat ke awan-awan yang potensial," kata Heru kepada VIVAnews, 27 Juni 2013.
Dia menjelaskan, satu kali penerbangan (shorty) pesawat jenis Hercules mampu membawa 4 ton garam, sedangkan untuk pesawat jenis Casa membawa 1,2 ton garam.
"Biasanya, setelah garam disemai ke awan potensial, dalam beberapa jam, hujan akan turun. Dengan TMC ini, daerah yang telah dilakukan penyemaian akan meningkat curah hujannya," ujar Heru.
Sistem Flare
Sedangkan, untuk sistem flare, BPPT menggunakan selongsong yang dioperasikan dengan cara dibakar dan disemburkan ke atmosfer. Partikel garam yang beterbangan dalam bentuk asap diharapkan dapat masuk ke dalam awan.
"Sistem flare dapat dilakukan dengan cara dibakar di pesawat atau dibakar di daratan menggunakan menara Ground Based Generator (GBG)," jelas Heru.
Untuk kasus di Riau, Heru menjelaskan, setelah hujan berhasil turun, maka akan mempengaruhi dinamika cuaca. Misalnya, hujan yang turun di daerah Bengkalis tidak hanya di daerah itu, tapi akan mempengaruhi hujan-hujan di daerah Riau lainnya.
"Pada awalnya, kabut asap sangat pekat dan menyebabkan sinar matahari tidak masuk ke dalam Bumi. Akhirnya, kami geser kabut asap itu agar sinar matahari masuk ke Bumi untuk menciptakan awan-awan baru," kata Heru.
"Awan baru itu yang kita optimalkan dengan disemai garam sebanyak tiga kali sehari. Hasilnya, dalam beberapa hari hujan turun menjadi lebih deras," tambahnya. (umi)
Semoga informasi tentang "Ini Teknik Membuat Hujan Ala BPPT" di atas bermanfaat bagi Anda.
No comments:
Post a Comment