Berita dan Informasi Teknologi Terbaru berbagi informasi tentang "Cahaya Tertua Bantu Ungkap Kelahiran Alam Semesta". Informasi tersebut dikumpulkan dari sumber yang disebutkan di bawah artikel. Info tentang "Cahaya Tertua Bantu Ungkap Kelahiran Alam Semesta" layak Anda baca baik sebagai infomasi maupun penambah pengetahuan Anda.
Cahaya Tertua Bantu Ungkap Kelahiran Alam Semesta
VIVAnews - Teka-teki bagaimana alam semesta ini awalnya dimulai makin terkuak. Astronom telah membuat peta alam semesta yang berbasis cahaya tertua. Peta itu semakin membantu astronom untuk menjawab pertanyaan dasar tentang kosmik, termasuk menjawab bagaimana kosmik dimulai.
Dilansir Huffingtonpost, Rabu 29 Mei 2013, sepanjang pekan ini, peneliti berkumpul di University of California, Davis, untuk mendalami secara teliti data dari pesawat ruang angkasa European Planck.
Pesawat pengamat itu mengukur apa yang disebut latar belakang gelombang kecil kosmik (CMB), yakni sebaran cahaya di seluruh langit alam semesta yang terjadi beberapa saat setelah peristiwa Big Bang.
"Kami memiliki peta terbaik yang telah ada dari CMB dan itu menunjukkan kepada kami seperti apa alam semesta seperti 370 ribu tahun setelah Bing Bang," ujar Charles Lawrence, ilmuwan di Jet Propulsion Laboratory NASA, California, yang memimpin ilmuwan AS proyek Planck.
CMB pertama kali ditemukan pada 1964. Sejak itu serangkaian percobaan dilakukan dan berujung pada pesawat Planck. Pesawat itu memiliki pengukuran detail, dan memberikan garis langsung kosmologis untuk menguji teori awal alam semesta.
Planck diluncurkan tahun 2009, dan data terakhir mewakili produk pesawat yang mengorbit selama 15,5 bulan.
"Jarang dalam sejarah ilmu pengetahuan, transformasi dari ketidaktahuan yang sebenarnya sampai wawasan yang benar-benar mendalam hanya dalam beberapa dekade," kata Andreas Albrecht, Lepala Departemen Fisika, University of California, Davis.
CMB memberi dukungan kuat untuk teori kenaikan kosmik. Teori ini mengatakan alam semesta menggelembung selama periode pertumbuhan eksponensial dalam fraksi pertama, sesaat setelah Big Bang.
Variasi suhu cahaya CMB diperkirakan sesuai dengan kepadatan reaksi kecil di alam semesta yang disebabkan fluktuasi kuantum saat alam semesta pertama kali terbentuk.
Reaksi itu, selanjutnya, memunculkan struktur bintang, galaksi, kluster galaksi yang kita lihat saat ini. Temuan terakhir sangat disyukuri peneliti. Terlebih Sebelumnya, data Planck mengalami beberapa kali anomali.
"Sulit untuk mengetahui apa yang membuat anomali ini," kata Lloyd Knox, fisikawan University of California, Davis. Knox merupakan pemimpin ilmuwan yang menyimpulkan parameter kosmologi dari data Planck.
"Ini menunjukkan fakta dari latar belakang gelombang mikro langit benar-benar telah menguat oleh Planck, tapi bagaimana untuk memahami gelombang itu tidak jelas. Jadi ada beberapa kegembiraan dan beberapa orang berusaha memperoleh sesuatu setelah ini sebagai petunjuk," katanya. (umi)
Dilansir Huffingtonpost, Rabu 29 Mei 2013, sepanjang pekan ini, peneliti berkumpul di University of California, Davis, untuk mendalami secara teliti data dari pesawat ruang angkasa European Planck.
Pesawat pengamat itu mengukur apa yang disebut latar belakang gelombang kecil kosmik (CMB), yakni sebaran cahaya di seluruh langit alam semesta yang terjadi beberapa saat setelah peristiwa Big Bang.
"Kami memiliki peta terbaik yang telah ada dari CMB dan itu menunjukkan kepada kami seperti apa alam semesta seperti 370 ribu tahun setelah Bing Bang," ujar Charles Lawrence, ilmuwan di Jet Propulsion Laboratory NASA, California, yang memimpin ilmuwan AS proyek Planck.
CMB pertama kali ditemukan pada 1964. Sejak itu serangkaian percobaan dilakukan dan berujung pada pesawat Planck. Pesawat itu memiliki pengukuran detail, dan memberikan garis langsung kosmologis untuk menguji teori awal alam semesta.
Planck diluncurkan tahun 2009, dan data terakhir mewakili produk pesawat yang mengorbit selama 15,5 bulan.
"Jarang dalam sejarah ilmu pengetahuan, transformasi dari ketidaktahuan yang sebenarnya sampai wawasan yang benar-benar mendalam hanya dalam beberapa dekade," kata Andreas Albrecht, Lepala Departemen Fisika, University of California, Davis.
CMB memberi dukungan kuat untuk teori kenaikan kosmik. Teori ini mengatakan alam semesta menggelembung selama periode pertumbuhan eksponensial dalam fraksi pertama, sesaat setelah Big Bang.
Variasi suhu cahaya CMB diperkirakan sesuai dengan kepadatan reaksi kecil di alam semesta yang disebabkan fluktuasi kuantum saat alam semesta pertama kali terbentuk.
Reaksi itu, selanjutnya, memunculkan struktur bintang, galaksi, kluster galaksi yang kita lihat saat ini. Temuan terakhir sangat disyukuri peneliti. Terlebih Sebelumnya, data Planck mengalami beberapa kali anomali.
"Sulit untuk mengetahui apa yang membuat anomali ini," kata Lloyd Knox, fisikawan University of California, Davis. Knox merupakan pemimpin ilmuwan yang menyimpulkan parameter kosmologi dari data Planck.
"Ini menunjukkan fakta dari latar belakang gelombang mikro langit benar-benar telah menguat oleh Planck, tapi bagaimana untuk memahami gelombang itu tidak jelas. Jadi ada beberapa kegembiraan dan beberapa orang berusaha memperoleh sesuatu setelah ini sebagai petunjuk," katanya. (umi)
Sumber: teknologi.vivanews.com/news/read/416797-cahaya-tertua-bantu-ungkap-kelahiran-alam-semesta
Semoga informasi tentang "Cahaya Tertua Bantu Ungkap Kelahiran Alam Semesta" di atas bermanfaat bagi Anda.
No comments:
Post a Comment